PNS dan Si Calon Peneliti

PNS dan Si Calon Peneliti

Seorang kawan mencak-mencak di atas bus DAMRI jurusan jatinangor-dipati ukur pagi sebelum aku berangkat ke Hotel Horison. Dia bercerita tentang kejadian kemaren sore saat hendak observasi awal untuk keperluan skripsi ke dinas tersebut . Kejadiannya bermula pada saat sang kawan membaca sebuah web site di warung internet tentang sebuah dinas sosial yang ada di Bandung. Singkat cerita, berangkatlah ia dengan seorang temannya yang juga kepepet untuk mencari judul skripsi. Karena belum pernah ke dinas tersebut, sampailah mereka di daerah yang dituju. Mata kedua calon peneliti berputar-putar untuk menemukan dimana lokasi. Pasrah, mereka pun bertanya pada sebuah warung kecil di pinggir jalan. “ Ibu, Punten, tahu di mana DINSOS ? ”. Dengan mata sedikit sembab si ibu warung pun menggelengkan kepalanya seraya berkata “ wah, belum pernah tahu tuh di daerah sini ada DINSOS “. Dengan menghela nafas, si calon peneliti beranjak menjauh dan sampai di depan sebuah pasar yang walau cuaca cerah pun lumpurnya setebal 5 centimeter. Apalagi hujan ?. mereka bertanya ke seorang yang sedang kebetulan berpapasan dan jawabannya pun sama dengan ibu warung tadi.

Padahal mereka yakin persis bahwa alamat dinas sosial tersebut tidak mungkin salah. Sedikit kesal akhirnya tak sampai sepuluh langkah, ke dua calon peneliti saling berpandangan satu sama lain, terdiam sejenak dan kemudian secara hampir bersamaan mengeluarkan tawa yang ngakak. Di depan mereka terpampang sebuah pulang DINAS SOSIAL KABUPATEN BANDUNG. Tak habis pikir, warung yang berjarak sangat dekat, pejalan kaki yang juga melewati dinas tersebut tak mengetahui tempat yang jelas-jelas ada di sekitar mereka.Atau jangan-jangan Dinas tersebut tidak beroperasi sebagaimana mestinya ? sehingga warga sekitar saja tidak tahu menahu. Dinas itu terletak di belakang sebuah pasar yang penuh dengan bau amis. Lumpur yang tergenang bercampur sampah membuat suasana menjadi semrawut. Bukankah sebuah Dinas yang notabenenya berskala Kota berada di dekat tempat yang sangat tidak mengenakkan ?

Ah, sudah , lupakan pengalaman tadi. Saatnya kita masuk ke dalam sebuah bangunan sederhana. Dari luar tak tampak ada kesibukan yang berarti. Sayup-sayup hanya terdengar sebuah alunan mesin tik tua yang seharunya di zaman teknologi canggih seperti ini sudah tak seharusnya dipakai di DINAS KOTA. Dengan langkah malu-malu sang calon peneliti pun memasuki pintu depan. Tak terlihat kesibukan, padahal hari ini hari senin. Oh, mungkin sudah waktunya pulang kerja pikir si calon peneliti. Tapi hari belum lagi senja, ayam jantan pun masih ada yang sesekali berkokok. Masih jam 10 PAGI dan hanya tersisa beberapa orang berpakaian agak kehijau-hijauan dan beberapa meja yang kelihatnya tak ada penghuninya.

Sontak melihat si calon peneliti yang kebetulan berpakaian rapih dan tampak asing , membuat seluruh rungan sunyi. Si PNS menghentikan gosip dengan PNS-PNS lainnya. Saling berpandangan dan raut wajah menerka-nerka apa maksud kedatangan si calon peneliti.Lalu mereka mulai terlihat berpura-pura sibuk kembali. Ada yang mulai mengetik dengan mesin tik zaman belanda. Ada yang pura-pura merapihkan berkas-berkas yang sudah tampak usang. Dan ada yang malah, bersiap-siap untuk pulang.

Dibuka dengan ucapan salam, sang calon peneliti menceritakan apa maksud dan tujuannya. Seorang ibu yang berada di depan mereka pun membimbing mereka untuk duduk dan memanggil seseorang untuk menampung madsud si calon peneliti. “ Kami ke sini untuk mengobservasi dan mencari data tentang jaminan sosial hari tua bu, untuk keperluan skripsi “ . Si calon peneliti pun menunggu jawaban si PNS yang tampak kagok mendengar maksud si calon peneliti. Tampak kegusaran di garis-garis wajahnya. Lalu sambil menunjuk ke arah PNS yang duduk di pojok dinding , tampak seorang pria gempal yang sedang akyiknya menikmati secangkir kopi dan tampaknya hendak bergegas pulang.

Setelah panjang lebar mendengar maksud kedatangan sang tamu, si bapak mulai dijejali oleh beragam pertanyaan ala mahasiswa yang sok keren dengan istilah-istilah ilmiahnya. Si bapak menduduki kursi dengan jabatan yang mengurusi bagian anak. Namun mendengar pertanyaan mahasiswa yang tampak investigative dia mulai tertutup. Ketika ditanya tentang Komisi Perlindungan Anak , eh dia malah bertanya balik dan coba menjelaskan bahwa dia tak tahu apa-apa. Si calon peneliti juga bertanya-tanya kenapa seorang PNS yang lulus tes Negara menjawab pertanyaan dan menjelaskan sesuatu seperti anak yang baru lulus SMP ? tidak tampak sedikitpun wibawa si PNS sebagai pelayan masyarakat. Wah, aneh memang orang yang mengurusi masalah anak, tidak tahu menahu tentang Komisi yang sangat beken itu.Atau sengaja tidak tahu ? dia malah mengoper calon peneliti ke PNS-PNS lainnya. Calon peneliti juga sempat berpikir, apakah perlu si bapak diberi uang pelumas agar mau buka mulut ? ah, aku tak tahu kalu soal itu.

Singkat cerita, calon peneliti tidak mendapatkan apa-apa dari perjalannya tersebut. Hal yang bisa kita ambil dari ini semua adalah wajah PNS-PNS negeri ini. Kenapa kesan yang tertinggal adalah jangan-jangan si PNS ga mau kalau kedok mereka selama ini terbongkar seperti pulang sebelum jam kantor, korupsi, dan ngerumpi di kantor karena tak punya kerjaan lain. Kenapa ruangan di hari senin itu tampak sepi ? bukankah masih jam kerja ? Padahal mereka ini adalah pelayan-pelayan Negara di tingkat basis. Sebuah pekerjaan yang mulia.

Terbukti sudah bahwa Negara ini sudah salah urus. Ini barulah sebuah contoh, bukan tidak mustahil masih banyak dinas-dinas yang tak kedengaran namanya, buruk pelayanan dan kinerjannya, lokasi yang jauh dari strategis untuk dijangkau, gaji pegawai yang mencekik yang membuat banyak PNS terpaksa Ngobyek untuk bisa beli susu buat anaknya di rumah. Ah, memang benar pendapat umum yang mengatakan bahwa tingkat kesejahtraan berbanding lurus dengan pelayanan seorang pegawai. Namun, apakah hal itu mutlak menjadi pembenaran kinerja aparat-aparat Negara ini. Kalau memang benar, alangkah malangnya kita sebagai warga Negara. Mending kita pindah warga Negara saja daripada menunggu kesejahteraan sehingga pelayanan akan lebih baik….



0 komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar Anda Di Sini :