Pendidikan Untuk Semua

Pendidikan Untuk Anak-anak Miskin

Tulisan ini adalah hasil dari diskusi bareng dengan salah seorang teman di HI unpad.

Kebetulan hasil dari diskusi berbentuk tulisan ini pernah di muat di Sindo.

Jadi kemaren kami berdua sepakat untuk mengirim ke sindo atas nama teman saya.

Senang juga melihat hasil diskusi dimuat di Media.


Anak-anak merupakan investasi masa depan sebuah bangsa. Mereka yang kelak akan mengisi ruang-ruang proses dialektika berbangsa dan bernegara. Wajar saja ketika banyak orang menyerukan , anak adalah bibit-bibit atau tunas yang harus diperhatikan dan dirawat dengan baik. Namun, dalam menyambut hari anak, bagimana wajah-wajah anak Indonesia ? Ternyata masih banyak kita temukan anak-anak kurang mampu berhenti sekolah karena tidak punya biaya. Kita sering melihat mereka harus dipaksa mengemis demi menghidupi keluarga, melakukan tindak kriminal dan terlantar digerus zaman, sampai harus menghadapi bentuk-bentuk kekerasan baik itu fisik maupun lewat televisi. Masih adakah setitik perhatian untuk anak-anak kita di hari anak ini ?

Pasal 5 ayat 1, 2, dan 5 UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, secara umum menjelaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Warga negara yang kurang beruntung, seperti kelainan fisik, status sosial yang kurang beruntung memiliki hak untuk memperoleh pendidikan khusus. Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hidup. Artinya, Negara harus menjamin hak-hak anak atas pendidikan dan tidak boleh lalai dalam pelaksanaanya.

Keberpihakan pemerintah terhadap hak anak-anak miskin belum patut untuk diberi acungan jempol. Pemerintah lebih senang berbisnis daripada harus mengurus anak-anak yang tidak mampu mengecap pendidikan. Program-program yang ditelurkan pun masih bagus dalam tataran konsep , namun miskin implementasi. Salah satunya adalah BOS. Di lapangan ternyata anak-anak belum bebas biaya, namun masih dikutip iuran – iuran siluman yang tentunya sangat memberatkan anak dari keluarga tidak mampu.

Persoalannya kemudian, apa yang kita bisa sumbangkan pada anak di hari anak ini ? Setidaknya untuk menukung terwujudnya keberpihakan pada anak-anak miskin untuk sekolah harus terus didengungkan. Ada beberapa solusi yang bisa kita rumuskan. Petama, anak – anak miskin harus mendapatkan pendidikan gratis dan berkualitas. Pendidikan tidak seharusnya mahal dan dapat dijangkau oleh semua kalangan, juga bukan berarti pendidikan murah harus abai terhadap kualitas. Kedua, realisasikan anggaran 20 % pendidikan. Realisasi anggran ini perlu mendapat porsi utama, sebab dana adalah penyokong dari semua program-program pendidikan. Ketiga, Adanya kesejahteraan guru karena dengan sejahteranya guru, maka anak-anak juga akan lebih terperhatikan dengan baik. Keempat, kebijakan-kebijakan yang pro anak-anak miskin harus terus diperjuangkan. Negara harus terus diawasi agar berada dalam tanggungjawabnya menyediakan kebutuhan bagi rakyatnya.





2 komentar:

Anonim mengatakan...

anda pasti kenal siapa saya. saya sempat meneliti tentang pendidikan dan sedang merangkum permasalahan yang ada. sekolah bagi keluarga miskin bukan sekedar peningkatan angka biaya pendidikan dan penelaahan kebijakan pemerintah yang carut marut semata. banyak variabel yang dapat digunakan untuk mengulas berbagai permasalahan yang ada. pendekatan ekonomi dan sosial telah banyak mendorong suatu kepercayaan ekonomi rasional (moral ekonomi) para petani dan penduduk yang kondisi ekonomi termasuk kelas bawah masih kesulitan memenuhi kebutuhan pokok sebagai pemenuhan kebutuhan sehari2 (involusi pertanian)berhadapan dengan sumber penghidupan yang tidak menguntungkan.
menurut saya, berbagai organisasi harus langsung membantu ketingkat paling bawah, misal memberi santunan tiap bulan bagi keluarga miskin berupa dana segar tapi bukan seperti BLT. berkoar2 memaki permerintah hanya bisa bersuara secara berbisik. tapi, orang miskin tidak dikenai dampak yang bagus untuk peningkatan ekonomi mereka. Pendidikan hanya bisa ditingkatkan apabila anda dan organisasi anda berkerjasama menguncang sebuah program bantuan ekonomi keluarga miskin. ingat sekolah SD SMP itu gratis loh. permasalahan adalah peningkatan ekonomi keluarga. bagaimana bisa menyekolahkan anak kalau kebutuhan makan tidak terpenuhi.

please read my article.
http://artikel.prianganonline.com/?act=artikel&aksi=lihat&id=268

Ucox Unpad mengatakan...

terimakasih atas masukan dari bung phadli.Saran anda akan memenatu saya untuk terus berkembang.

Posting Komentar

Beri Komentar Anda Di Sini :