GMNI Sumedang : Lahir Dari Sebuah Kegelisahan


Awalnya adalah sebuah kegelisahan yang sama diantara beberapa mahasiswa Universitas Padjadjaran-Sumedang yang melihat bahwa masih diperlukannya aktor-aktor perubahan sosial dan sumbangsih apa yang bisa diberikan dengan label “mahasiswa” kepada negeri ini.Mungkin,tampak seperti hal yang naif bagi sebagian orang.Tetapi tidak bagi orang-orang yang masih memiliki idealisme.Kesadaran individu bertemu menjadi kesadaran kelompok yang bermuara pada keputusan kolektif,yakni bergabung dengan gerakan mahasiswa bercorak nasionalis yang memperjuangkan ideologi kerakyatan.
GMNI atau Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia merupakan organisasi yang bersifat nasional yang lahir pada tanggal 23 maret 1954.Kata gerakan bermakna organisasi dalam melakukan sebuah tindakan harus berdasarkan upaya yang terencana dengan tujuan terencana yang dalam hal ini dimotori oleh mahasiswa indonesia.Motto organisasi sebagai “Pejuang Pemikir-Pemikir Pejuang” menggambarkan bahwa kader GMNI tidak hanya berjuang tanpa dasar pikiran (konsep-konsep) begitupun tidak juga berpikir tanpa melakukan aksi perjuangan.Kedua karakter pemikir dan pejuang benar-benar harus melekat dan menjadi ciri khas kader GMNI.Sedangkan ideologi marhaenisme menjadi panduan gerak juang setiap anggotanya.
Kalau beberapa orang mengidentikkan GMNI dengan sosok bung karno,memang hal ini tidak terbantahkan.Namun,jika mengidentikkan dengan salah satu partai atau ketakutan terhadap radikalisasi gerakan kiri yang destruktif, sudah menjadi rahasia umum,bahwa karena potesni perkembanganya yang pesat,GMNI sengaja dibusukkan dan dilabelkan dengan hal-hal demikian.Belum lagi sejak Orde Baru berkuasa,GMNI dan ideologi marhaenisme mengalami pemberangusan.Wajar,hari ini generasi muda tidak mengenal organisasi nasionalis ini.Wajar ada streotipe yang benar-benar memojokkan GMNI.Namun,karena tahan banting itu pula kader-kader GMNI menjadi militan dan progresif revolusioner.
GMNI kemudian menjadi pilihan para pendirinya di Sumedang.Pilihan ini bukan lahir dari ruang kosong dan pilihan acak.Tetapi karena GMNI adalah organisasi yang menerima anggota tanpa membedakan agama,suku dan ras.Artinya,di organisasi ini,kita belajar pluralisme dan multikulturalisme.Kedua,pemikiran bung karno sangat menjiwai analisa dan pola gerak.Pemikiran Soekarno yang sangat menarik dan dianggap sebagai solusi bangsa, pantas untuk dijadikan pedoman.Ketiga,GMNI berideologi marhaenisme yang memperjuangkan rakyat tertindas dari semua golongan.Sehingga pada tahun 2002,embrio GMNI Sumedang mulai bermunculan sampai saat ini.Dan pada tahun 2004 mendapat SK dari pimpinan nasional. GMNI sumedang mayoritas kuliah di universitas padjadjaran yang memang sudah sejak lama pindah dari bandung ke jatinangor,sumedang.
Di GMNI Sumedang,setiap kader yang hendak bergabung harus melewati rangkaian tes yang selektif dengan pertimbangan-pertimbangan.Tak jarang banyak yang tidak lulus sebagai anggota dikarenakan kendala administratif dan ideologis.Kita berpegangan pada filosofi kader dan anggota. Buat apa kita punya seribu anggota ,tetapi tidak punya kader.Setelah itu,anggota yang lulus akan dimentor potensi bakatnya.Apakah dibimbing menjadi kader organisatoris,ideologis atau politik.Sejak awal,spesialisasi gerakan memang sebaiknya kita lakukan.
Pada perjalanannya, GMNI Sumedang tetap berpegang pada pro kerakyatan.Semisal,kita melakukan advokasi Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD) di sebuah mesjid.Anak-anak warga kita kumpulkan dan diberi pelajaran yang di akhir masa didik,diberi sertifikat sebagai tanda kelulusan.Advokasi ke bawah lainnya juga dilakukan pada masyarakat sekitar dan mahasiswa.Pedagang-pedagang di sekitar gerbang kampus unpad yang terancam digusur,kita perjuangkan.Baru-baru ini kita juga melakukan advokasi mahasiswa baru tidak mampu yang datanya kita serahkan pada pihak terkait atau kita beritahu informasi kemudahan yang disediakan pihak kampus.Aksi-aksi kemanusiaan seperti penggalangan dana bencana alam,selalu kita lakukan.
Sedangkan gerakan intelektual cukup mewarnai gerakan GMNI di Sumedang.Kita memandang untuk bisa memengaruhi kebijakan di segala lini.Prestasi akademik tidak boleh ditinggalkan demi pembenaran atas nama “gerakan”.Kader-kader Sumedang juga memandang media massa adalah alat gerakan untuk menyebarkan ideologi dan pemikiran.Mulai dari rubik opini sampai surat pembaca di media Kompas,Tempo,Media Indonesia,Koran Sindo,Tribun Jabar,Pikiran Rakyat dan media kampus semuanya coba kita masuki.Belum lagi,acara-acara seleksi atau lomba-lomba nasional yang berhasil diikuti seperti program audisi The Next Leader Metro TV,Forum Indonesia Muda (FIM),beasiswa-beasiswa dan kegiatan kewirausahaan juga tidak ketinggalan kita masuki. Tidak ketinggalan media Internet harus dilirik sebagai tools mem-propagandakan pemikiran kader GMNI. Forum-forum demokrasi virtual yang kita bentuk adalah upaya turut ambil bagian memanfaatkan teknologi sebagai media perjuangan.Hal ini penting, karena GMNI mau tidak mau juga tidak bisa lepas dari bagaimana membantuk brand di mata publik dan mempersuasi publik dengan ideologi GMNI sesuai dengan nafas zaman.
Namun,tentunya banyak sekali kendala yang dihadapi untuk sebuah idealisme.Kebanyakan perjuangan dilakukan dengan model udunan sebagai biaya sebuah upaya perubahan.Prinsip berdikari benar-benar kita terapkan dalam berjuang.Tetapi itu bukan kendala dan alasan kemandegan gerakan.Selain itu tantangan zaman yang makin kompleks membutuhkan lebih dari sekedar idealisme.Konsep gerakan yang aktual harus terus menerus dicari dan dirumuskan.Untuk itulah dalam forum-forum diskusi internal,kita mencoba trying and error untuk keluar dari pola-pola usang gerakan.Dan,tentunya banyak lagi lubang yang harus kita tambal dalam memperjuangkan ideologi GMNI.Bagaimanapun,dengan menyandang label aktivis mahasiswa,tidak boleh surut kita berpantang.
GMNI sumedang hanyalah salah satu aktor yang mencoba memberikan apa yang bisa diberikan dalam mengisi kemerdekaan.Kita kumpulan orang-orang yang sepakat dengan panji-panji nasionalisme,marhaenisme,pluralitas,persatuan harus terus ditegakkan di bumi pertiwi ini.Sekali lagi,gerakan mahasiswa bukan dewa serba bisa menyelesaikan masalah kemiskinan,pengangguran,konflik sosial dan sebagainya.Untuk itu,kita mengajak setiap elemen untuk menyambung sinergi gerak juang.Perubahan tidak bisa dilakukan sendirian dan menunggu Kalau begitu mari bergabung dan berjalan beriringan. .”Kami memang secuil api dalam lautan api perjuangan,namun kami tetap api”.Merdeka !!! Marhaen !!! Menang !!!


Pengurus Dewan Pimpinan Cabang GMNI Sumedang 2007-2009


Ketua : Adi Surya
Sekum : Teja Kusuma
Bendahara : Yunita Rosdiana
Wakil Bidang Organisasi : Junes T
Wakil Bidang Kaderisasi : Dimpos
Wakil Bidang Politik : Han Fernandes
Wakil Bidang jaringan Dan Advokasi : Ihksan Tanuwijaya


0 komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar Anda Di Sini :