Hilangnya Mantra Tangan-Tangan Ajaib

Hilangnya Mantra Tangan-Tangan Ajaib

Krisis keuangan yang melanda Amerika Serikat ternyata membawa dampak yang signifikan bagi perekonomian dunia. Negara adidaya yang menganut fatsun pasar bebas itu akhirnya ambruk setelah kredit macet perumahan (subprime mortgage) meluluhlantahkan korporasi-korporasi yang selama ini menjadi denyut nadi perekonomian negeri Paman Sam. Dunia pun bergejolak karena semakin terintegrasinya pasar keuangan dalam bingkai globalisasi, membawa konsekuensi jika Amerika Serikat bersin, maka belahan dunia lainnya ikut demam. Krisis ini menunjukkan Amerika Serikat yang merupakan barometer dunia, semakin kehilangan pamornya sebagai penganjur paling getol tentang non-intervensi negara dalam perekonomian.

Dengan disetujuinya dana talangan (bailout) oleh kongres, sebenarnya pemerintah Amerika Serikat seperti menjilat ludahnya sendiri. Penganut doktrin mekanisme pasar sangat anti pada intervensi negara. Mereka lebih suka membiarkan pasar mengoreksi sendiri dari segala kebobrokan finansial. Namun faktanya, pemerintah akhirnya turun tangan juga untuk menyelamatkan dan meredam krisis agar tidak terlalu parah. Berangkat dari sini, akhirnya bermuara kepada pertanyaan, apakah era doktrin mekanisme pasar telah jatuh ke titik nadir ?

Dalam perdebatan tentang bagaimana mengelola ekonomi, ada dua mahzab yang senantiasa menjadi musuh bebuyutan. Pertama, mahzab ekonomi klasik yang berpandangan pasar tidaklah sempurna, untuk itu peran negara dibutuhkan. Kedua, penganut pasar bebas yang memiliki gagasan intervensi negara hanya akan merusak dinamika pasar dan negara harus keluar dari arena. Pasar dianggap punya mekanismenya sendiri yakni invisible hand (tangan ajaib) yang bisa mengoreksi ketidaksempurnaan pasar itu sendiri. Pasar bebas mensyaratkan free entry dan free exit ( bebas masuk dan keluar). Hanya keuntungan dan bukan pemerintah yang menentukan pelaku ekonomi masuk pasar dan menyerap surplus, lalu keluar di saat defisit.

Menurut Joseph Stiglitz, pemenang hadiah nobel ekonomi mengatakan, pasar telah secara ilmiah tidak bisa berjalan sempurna. Ideal pasar bebas yang sempurna hanya bisa berjalan salah satunya bila ada informasi sempurna. Sementara, dalam pasar bebas ada informasi yang asimetris yaitu suatu kondisi pasar dimana yang satu memiliki informasi lebih dibanding pihak lainnya. Asimetri ini yang membuat ekonomi pasar inheren mengandung ketimpangan.

Krisis keuangan ini membawa pesan dan sinyal perlunya kita meninjau ide mekanisme pasar untuk mengatur ekonomi. Sangat penting untuk merumuskan kembali keseimbangan pasar dan negara. Ironis ketika pelaku krisis adalah korporasi yang sepakat dengan ide mekanisme pasar tetapi ketika ambruk berteriak meminta campur tangan negara dengan mengeluarkan dana talangan yang notabene adalah uang rakyat.

Adi Surya Purba

Mahasiswa Kesejahteraan Sosial

Fisip Unpad

Aktivis GMNI Sumedang

1 komentar:

Anonim mengatakan...

krisis amerika adalah bagian dari kontradiksi internal dalam kapitalisme itu sendiri, kredit macet adalah salah satu varian dalam krisis kapitalisme modern, sebelumnya juga pernah terjadi krisis overproduksi komoditas di akhir abad 19, kapitalisme menyelesaikannya dengan perang. aspek ini akan menggerogoti pasar modal internasional dimana dampaknya akan berpengaruh pada negara2 yang bergantung pada negara sentral yang terkena krisis, yang dibutuhkan sekarang menurut kami bukanlah perumusan kembali ide mekanisme pasar tapi perubahan struktural pada kapitalisme itu sendiri karena pasar sesungguhnya tidak berdiri sendiri namun bergantung pada mode of production yang berlaku.

terima kasih

Comradely
LMND JABAR

Posting Komentar

Beri Komentar Anda Di Sini :