KUTIPAN PERANG MULUT RUHUT VERSUS GAYUS


Berikut petikan adu mulut kedua politisi tersebut yang dilakukan dengan nada suara tinggi, bahkan berteriak.

Ruhut : Anda sebagai pimpinan harus tegas, jangan molor-molor gini. (Dengan logat khas Bataknya).
Gayus: Ada waktunya Anda menyampaikan pendapat internal dan eksternal, yang ini cukup.
Ruhut: Oke, tapi kalau begitu pimpinan, kita konsekuen, sampai jam empat pagi pun oke. Aku sampai seminggu di sini juga siap. Buktinya, aku duduk terus. Jangan nanti Anda tanya terus nanti Anda keluar. Saya gak setuju.
Gayus : Anda minta saya keluar?
Ruhut : Enggak. Saudara jangan marah-marah. Kemarin Anda sudah marahi saya terus keluar.
Gayus : Memangnya Anda melihat saya keluar?
Ruhut : Oke, jangan marah-marah, sebentar, aduh marah-maraaah, kamu ini profesor. Aku ini nggak profesor, tapi nggak marah-marah.
Gayus: Anda jangan kurang ajar nyebut profesor.
Ruhut : Saya nggak ngomong kurang ajar. Terima kasih boosss...
Gayus : Jangan kurang ajar kau.
Ruhut : Kau yang jangan kurang ajar. Kenapa, nggak senang? Kau lempar palu ke aku. (menantang)
Gayus: Sudah... sudah... harusnya Pansus menegur Ruhut supaya dikembalikan ke fraksinya karena selalu bikin gaduh...
Ruhut : Apa urusannya. Kau PDIP, aku Demokrat... Aku hanya ingin fair, PDIP sudah banyak (waktunya)... Fraksi lain hanya 20 menit, mentang-mentang... terima kasih.
Gayus : Hak pimpinan sangat penuh untuk mengatur. Anda jangan mengacaukan rapat ini.
Ruhut : Di sini sama kita pimpinan. Terima kasiiiih... profesoooor.
Gayus : Sudah... kamu sudah...
Ruhut : Ya sudah, jangan ngoceh lagi...
Gayus : Saya tanya, sudah belum?... Yang mimpin saya, bukan Anda.
Ruhut : Sesama anggota pansus, kita berdiri sama tinggi.
Gayus : Siapa bilang tinggi aku sama kau (ruangan riuh karena tawa keras).
Ruhut : Idrus Marham, tolong ambil alih dulu nih... Wakil Saudara ini sudah mulai aneh-aneh.
Gayus : Diam kau.
Ruhut : Jangan bilang diam.
Gayus : Satu kalimat. Diam kau!
Ruhut : Kau yang diam, bangsat!!! (suasana makin riuh).
Gayus : Hei, Anda menyebut kata-kata kotor untuk pimpinan.
Ruhut : Heh, Anda apa dari tadi nggak kotor? Anda gak boleh begitu.
Gayus : Diam kau.

Anggota pansus lain mencoba terus melerai: Sudah... sudah... sudah...
Achsanul Qosasi yang duduk di sebelah kanan Ruhut mencoba mematikan mikrofon di depan Ruhut. Namun, tangannya terus dicegah, sebelum akhirnya mikrofon di depan Ruhut benar-benar bisa dimatikan.

Di kursi pimpinan, wakil ketua Pansus dari FPD Yahya Sacawirya juga berdiri. Dia mengacungkan tangan, seperti tanda time out, agar keributan dihentikan.
Ketua Pansus Idrus Marham yang juga duduk di kursi pimpinan hanya geleng-geleng kepala. Sementara, tiga mantan pejabat BI yang diperiksa terdiam di kursi saksi.

Tanya jawab pun kembali dilanjutkan. Andi Rahmat dari Fraksi PKS yang mendapat giliran bertanya mulai mengajukan pertanyaan. Di ujung ruangan, Ruhut masih mengomel-ngomel.

Gayus pun kembali menimpali.
Gayus : Suara dari mana tadi?
Ruhut : Suara dari langit.
Gayus : Kalau begitu suara setan itu... (Tawa hadirin pun kembali meledak).

'Wah, bener nih yang dibilang Gus Dur, anggota DPR ini kayak anak TK,' celetuk salah seorang pengunjung yang duduk di balkon bersama wartawan. (jpnn)

SUMBER: FAJAR ONLINE

3 komentar:

Anonim mengatakan...

PARTAI DEMOKRAT HARUSNYA MEMBUAT KURUS KESANTUNAN BAGI ANGGOTA DEWANNYA..YANG SAYA TAHU PARTAI INI SANGAT MENJUNJUNG TINGGI KESANTUNAN (KATA ANGGOTANYA)..TETAPI SETIDAKNYA HAL YANG DILAKUKAN RUHUT SANGAT MENCORENG DAN MENJATUHKAN MARTABAT PARTAI....Pecat Aja Daripda ganggu Citra Partai

Anonim mengatakan...

Pastinya lebih baik Partai Demokrat dibanding dengan PDI-P kawan...PDI-P itu partai Sekular bos..Ruhut hanyalah sampling error,tidak bisa jd generalisasi..ayao saya tanya LEBIH BAIK MANA DEMOKRAT DENGAN PDI-P ?????? wass

Anonim mengatakan...

baik PDI-P maupun Partai Demokrat ngga ada yang bener!!! masih kaya TK seperti yang Gus Dur pernah bilang..

Posting Komentar

Beri Komentar Anda Di Sini :