Subuh Itu, Kumenggugat...


Aku agak terganggu dengan pembicaraan kita tentang masa depan hubungan ini. Pada zona nyaman yang selama ini kuhindari untuk diperbincangkan. Tetapi aku tahu itu hanya seperti menunggu bom waktu. Cepat atau lambat,konflik itu akan tiba. Aku selalu tergoda membicarakannya,tetapi selalu tak siap dengan jawaban yang abstrak dan seperti menyerahkan semua pada waktu.Padahal waktu tidaklah bisa menjawab. Aku dan kau yang memberi keputusan. Apakah harus diperjuangkan atau hanya sekedar cinta yang singgah dan kemudian terbang lagi.

Kita berbeda bukan karena kita menginginkannya. Semua orang bisa memahami itu dan semua orang juga di satu sisi ikut mengutuknya. Bukan salah kita,bukan pula salah mereka. Aku pun tak mengerti kenapa kita harus mencari siapa yang salah. Aku cuma ingin bersuara dan menunjukkan pada dunia bahwa kita saling mencintai.Bahwa cinta kita lahir dari proses unik yang takkan terlupakan oleh anak cucu kita. Aku sangat mencintaimu dan kau pun begitu tanpa memandang keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Karena kita tahu cinta itu tak bersekat,diskriminatif,sempit dan ekslusif. Aku tak tahu ternyata ada hukum religi yang bilang manusia tidak boleh mencintai manusia lain yang berbeda.Apakah “yang berbeda” itu iblis yang kafir ?. Apakah ini tanda dalam agama pun ada diskriminasi ?

Cinta ada dalam setiap agama. Apakah agama hanya membatasi kita boleh mengasihi seseorang tetapi hanya kepada agama kita sajalah kita boleh berbagi cinta asmara pada lawan jenis kita.Pernahkah kalian yang membaca ini berada dalam posisi kami ?. Kalau kalian menyalahkan kami karena memutuskan untuk saling mencintai,bukankah kalian juga sering berucap cinta itu bisa datang kapan saja-dimana saja. Satu sisi kalian memuja,tapi satu sisi menghujat. Saya hanya ingin mengajak agar kita berpikir sesuai dengan kacamata orang lain juga.Mencoba merasakan berada di posisi kami.

Apakah kalian tahu bagaimana aku mencintai perempuan itu ?. Tentu tidak. Dia yang membuatku bersemangat. Dia yang rela melaggar prinsip-psrinsip hidupnya demi lelaki ini. Dia yang bisa hadirkan hal yang indah. Dia yang membelai rambut seraya mengecup kening hantarkan tidurku. Dia adalah dia..seseorang yang sangat kucinta.Tiap hari kita saling menyapa,saling berbagi cerita. Kadang diselingi gelak tawa,sesekali ada tangis dan beberapa dinamika yang buatku merupakan bumbu sebuah hubungan. Kami sangat bahagia.

Aku ingin dia yang membacakan doa saat aku beristirahat di sisi-Nya. Aku ingin dia yang mencabut uban yang memutih di kepalaku. Dia yang membawakan sebuah tongkat untuk aku berjalan. Aku ingin bersamanya dalam tidurku bahkan aku berdoa agar dia selalu memenuhi mimpiku. Lantas haruskah cinta kami kalian pisahkan dengan arogansi tanpa setitik nada mengerti ?. Andai aku bisa menolak cinta ini sejak awal,aku akan berdoa pada Allah. Namun,bukankah Dia juga yang menciptakan cinta itu ?

Ingatkah kalian bagaimana kalian membunuh Socrates dengan minum racun ? Lupakah kalian bagaimana dengan semena-mena kalian membunuh galileo karena mengatakan bumi itu bulat ? Lupakah kita bagaimana kita membunuhi dan membantai saudara-saudara kita yang kalian tuduh PKI ? Masihkan kalian ingat bagaimana kalian membunuh Syekh Siti Djenar dengan keji ?. Sekarang justru kalian juga mengelu-elukan nama Socrates dalam ajaran-ajarannya. Hari ini kalian beramai-ramai bilang kalau matahari mengelilingi bumi. Hari ini kalian juga bisa lantang berucap bahwa belum tentu PKI adalah dalang peristiwa GESTAPU. Dan di toko-toko buku kalian pula,berjejer karya Djenar yang kalian rekomendasikan untuk dibaca. 

Sekarang kalian akan memisahkan kami jugakah ? mencerca kami dengan sebutan kafir,iblis,dan semua sumpah serapah yang kalian sudah persiapkan buat kami.Meskipun itu yang kalian akan lakukan. Aku cuma mau bilang “ kami saling mencintai”.

0 komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar Anda Di Sini :