BAHAYA KAPITALISME DARI CHINA

Tiga puluh tahun yang lalu apa yang ditakuti dari Cina ? tentunya kita semua sepakat menyebut komunisme-nya. Tetapi sekarang justru terbalik. Kapitalisme yang dulunya dibumuhanguskan , kini menjadi kekuatan yang mendorong Cina bangkit dari keterpurukan. Agak aneh memang jika kita kaji secara ideologi bahwa Negara komunis bisa sekaligus menjadi Negara kapitalis. Kenapa bisa begitu ?
Sejak tahun 1990, Cina telah menjadi penghasil TV terbesar di dunia, kemudian lima tahun kemudian menjadi penghasil semen terbesar di dunia. Tahun 1998, Cina juga menduduki tempat tertinggi di dunia sebagai produsen pupuk buatan dan baja. Dilihat dari struktur ekspornya, Cina merupakan pengekspor produk hasil pertanian dan kemudian berubah drastis menjadi pengekspor barang-barang manufaktur. Angka pertumbuhan ekonomi juga luar biasa, Cina mengalami overheating selama beberapa tahun , tapi kemiudian tumbuh sekitar 8 % per tahun. Angka yang dikeluarkan pememrintah Cina , menunjukkan untuk tahun 2002 adalah 7 % , yang merupakan angka pertumbuhan tertinggi di dunia.
Pertumbuhan ekonomi ini ditengarai berasal dari penanaman modal asing. Dari mana datannya modal ini ? Orang banyak akan beranggapan dari AS. Namun ternyata sebagian besar berasal dari Taiwan, Korea Selatan dan Jepang.
Dilihat dari sisis historisnya, keadaan ekonomi Cina dulu sempat mengalami penurunan. Akibat Pembantaian demonstrasi mahasiswa di lapangan Tian’amen kemudian membuat Cina dijauhi dari pergaulan internasional yang berdampak pada ekonomi Cina yang mengalami angka pertumbuhan yang rendah.
Terjadilah inflasi yang membaut pemimpin Cina berdebat untuk segera keluar dari krisis. Pada saat itu banyak pemimpin dan elit politik Cina sudah putus asa dengan keadaaan yang terjadi di Cina pasca pembantaian lapangan tian;amen.namun lagi-lagi deng Xiaoping yang sudah uzur mengadakan perjalanan ke selatan dan mengatakan “ Ekonomi Cina tidak boleh berjalan seperti gadis-gadis dengan kaki diikat “.
Kemudian ucapan Deng dijaikan landasan untuk menerapkan ekonomi pasar sosialis. Dengan sisitem ekonomi ini pada prinsipnya mengikuti sisitem ekonomi pasar dimana prouksi dan distribusi diatur oleh mekanisme pasar. Kebijakan ini kemudian yang menjadi ruh dalam pertumbuhan ekonomi di Cina sejak tahun 1992. Sejak itu dilaksanakan serangkaian reformasi institusi ekonomi yang ditujukan untuk mendukung sisitem ekonomi pasar. Kemudian dilanjutkan dengan dikeluarkannya dua Undang-undang yang mengatur bank sentral, pendirian pasar valuta asing, undang-undang pasar modal, undang-undang kebangkrutan, reformasi di perusahaan Negara, privatisasi perumahan penduduk, UU perusahaan dengan dana individu. Selain itu diadakan amandemen terhadap udang-undang dasar yang mengizinkan pihak swasta dalam perekonomian.Peraturan –peraturan diatas merupakan institusionalisasi ekonomi pasar yang tumbuh setelah Nanxun Deng Xiaoping. Walaupun disebut ekonomi pasar sosialis namun pada praktiknya tetap menjalankan ekonomi pasar.
Seorang analis dari Korea Selatan menyimpulakn pengamatanya terhadap ekonomi Cina selama 25 Tahun. Menurutnya , rahasia dan sukses ekonomi Cian erat berkaitan dengan :
• Desentralisasi
Sejak tahun 1990 Cina telah mendesentralisasi kekeuasan administrative maupun perencanaan anggaran kepada pemerintah daerah.
• Marketisasi
Dengan marketisasi peran negar dipekekecil, terutama dalam pembuatan rencana oleh pememerintah pusat. Kalau pada awal reformasi Cuma 5 % saja dari ekonomi Cina pada tahun 1999 naik menjadi 50 %.


• Diversivikasi
Kepemilikan perusahaan didiversivikasikan dengan macam-macam kombinasi. Privastisasi menjadi salah satu macamnya.
• Internasionalisasi
Cina terus membangun hubungan denga dunia luar. Pada tahun 1990-an, 60 % wilayah Cina dinyatakan terbuka bagi dunia luar. Gairah untuk berkiprah di dunia internasional ini diiringi dengan semangat masuk ke berbagai rezim internasional. UNDP, IMF, world Bank, WTO, WTC dll.

Melihat hal-hal diatas , wajar orang-orang di seluruh dunia merasakan bahaya dari Cina. Yang ditakuti adalah ekspornya. Cina pada tahun 2001 melejit setinggi 23 % menjadi US$ 266 milliar dan merupakan 4,4 % dari ekspor dunia. Surplus perdaganagn Cina pada tahun 2001 meningkat lebih dari US$ 30 miliar. Cina mengalami deficit perdagangan dengan malasyia, Korsel, dan Thailand. Setelah masuk WTO, impor Cina dari Jepang menigkat dengan kecepatan 40-50 % per tahun.
Tetapi the Economist mengingatkan bahwa di bidang computer, mobil dan semi konduktor , Cina belum mencapai tingkat ekspor, semuanya masih menjadi komoditas domestic. Banyak teknologi Cina belum mamapu bersaing dengan prouk buatan AS.
Dari perbandingan di atas dapat isimpulkan bahwa Cina belumlah menjadi ancama yang serius. Perusahaan teknologi juga masih menyukai Asia Tenggara untuk ber-investasi. Misalnya, perusahaan mobil Jepang menuangkan uanganya Thailand. Isuzu motors membuat mobil juga di Negara yang sama. Meskipun Cina mamapu menarik investor asing di bidang teknologi. Cina masih kalah dibandingkan Negara Asia dalam menyediakan pendukung hi- tech, termasuk riset yang terkenal mahal.
Akan halnya Indonesia, ancaman Cina mungkin lebih terasa. Indonesia kalah jauh ibandingkan dengan Cina. Ini bisa dilihat dari beberapa bidang sebagai berikut :

0 komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar Anda Di Sini :