Let’s Move To Java
Perjalanan ini akan sangat menyenangkan bagi kami. Go to Java, begitu orang-orang jawa barat meyebutnya. Padahal jawa barat juga termasuk jawa. Entah kenapa orang sunda tidak pernah mau disamakan dengan orang Jawa. Mungkin sama halnya dengan orang batak karo yang tidak pernah mau disebut batak. Mereka pasti lebih senang dengan sebutan orang karo saja,tanpa embel-embel batak. Ternyata politik identitas masih sangat kental di negeriku ini. Kami masih membuat garis demarkasi anatara “kami’ dan ‘mereka”. Jangankan dalam level suku, dalam kehidupan sehari-hari saja kita selalu mengkotak-kotakkan diri. Bhineka Tunggal ika ternyata berhasil dijadikan sebatas jargon yang menyimpan bom waktu oleh penguasa.
Tetapi ini bukan soal integrasi atau nasionalisme. Ini murni tentang having fun yang pertama kali dalam hidupku. Backpacking tanpa aroma kemewahan dan kenyamanan sebagaimana layaknya liburan.Rute Perjalanan akan dimulai dari Surabaya-Malang-Solo-Semarang-Jogja. Seperti backpackers lainnya, perjalanan ditempuh dengan jalan yang tidak biasa. Sempat tersirat ide untuk numpang di truk sampai ngamen kalau kehabisan ongkos. Wah..wah..kalau gini ga cukup hanya fisik saja yang kuat,nyali juga harus dipersiapkan mateng. Perjalan ini untuk mencari turning point untuk bangkit menghadapi 2009. Sama halnya dengan main game seminggu untuk mencari titik bosan dan mengisi motivasi kembali.
Anggota yang berangkat ada sekitar 7 orang (Ucox sebagai ketua jemaah, Junes sebagai tim lawak,andes,dimpos,nanda,galih dan rencana aku mau ajak adikku Irvan yang akan berlabuh di jawa sekitar tanggal 20 january. Di surabaya rencana awal adalah nginep di sekre GMNI Surabaya. Hari pertama ga apalah diisi dengan diskusi dan keliling kota. Besoknya langsung bergerak ke gunung bromo di malang. Mungkin ini rute yang paling melelahkan dan beresiko. Kami belum ada satu pun yang pernah naik gunung itu dan jika memang berhasil akan menjadi catatn tersendiri di hati. Mudah-mudahan kami bisa lewati.
Sepulangnya rencana bermalam di kota malang untuk menghirup udara daerah Batu. Katanya disini tempat yang adem dan mirip-mirip puncak gitu. Aku udah bayangin kalau disana minum teh hangat dan melantunkan satu dua nyanyian dengan diiringi gitar. Mantap banget. Seperti rencana awal,tujuan kami yang sebebnarnya dalah ke blitar untuk ziarah ke makam Panglima Besar Revolusi,Soekarno. Konon katanya, permintaan kita akan terkabul jika disana kita meeminta dengan tulus. Bener gitu ?. Sebagai anak-anak-nya bung karno,kami merasa belum lengkap menjadi warga GMNI kalau belum pernah ke tempat istirahat beliau. Sehabis itu ke jogja untuk menimati tradisionalisme jogja dengan jalan malioboro dan keratonnya. Tak lupa kita akan move ke borobudur juga. Pasti asyik banget dah.
Jawa adalah sesuatu yang sangat spesial. Dari jaman kolonial Jawa atau Java banyak dijadikan pusat-pusat aktivitas. Makanya pusat pertumbuhan dan perputaran uang juga ada disini. Java adalah magnet yang tiada pernah putus-putusnya memikat warga lokal maupun dunia. Tanpa jawa,Indonesia tidak akan utuh. Bahkan saking terkenalnya kita berkali-kali dijajah bangsa asing untuk mengeruk habis kekayaan dan keindahan pulau jawa. Untuk menjaga keutuhan bangsa, kita harus kenal dulu. Seperti peribahasa bilang “tak kenal maka tak sayang’. Bagaimana kita mau ber-nasionalisme atau ber-solidaritas,kalau penduduk,budaya, sifat,daerah dan ciri-ciri orang indonesia selain kita,belum pernah kita tahu. Hidup Indonesia-hidup nasionalisme.Merdeka.
0 komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar Anda Di Sini :