Aku agak terganggu dengan
pembicaraan kita tentang masa depan hubungan ini. Pada zona nyaman yang selama
ini kuhindari untuk diperbincangkan. Tetapi aku tahu itu hanya seperti menunggu
bom waktu. Cepat atau lambat,konflik itu akan tiba. Aku selalu tergoda
membicarakannya,tetapi selalu tak siap dengan jawaban yang abstrak dan seperti
menyerahkan semua pada waktu.Padahal waktu tidaklah bisa menjawab. Aku dan kau
yang memberi keputusan. Apakah harus diperjuangkan atau hanya sekedar cinta
yang singgah dan kemudian terbang lagi.
Kita berbeda bukan karena kita
menginginkannya. Semua orang bisa memahami itu dan semua orang juga di satu
sisi ikut mengutuknya. Bukan salah kita,bukan pula salah mereka. Aku pun tak
mengerti kenapa kita harus mencari siapa yang salah. Aku cuma ingin bersuara
dan menunjukkan pada dunia bahwa kita saling mencintai.Bahwa cinta kita lahir
dari proses unik yang takkan terlupakan oleh anak cucu kita. Aku sangat
mencintaimu dan kau pun begitu tanpa memandang keyakinan dan kepercayaan
masing-masing. Karena kita tahu cinta itu tak bersekat,diskriminatif,sempit dan
ekslusif. Aku tak tahu ternyata ada hukum religi yang bilang manusia tidak
boleh mencintai manusia lain yang berbeda.Apakah “yang berbeda” itu iblis yang
kafir ?. Apakah ini tanda dalam agama pun ada diskriminasi ?
Cinta ada dalam setiap agama. Apakah
agama hanya membatasi kita boleh mengasihi seseorang tetapi hanya kepada agama
kita sajalah kita boleh berbagi cinta asmara pada lawan jenis kita.Pernahkah
kalian yang membaca ini berada dalam posisi kami ?. Kalau kalian menyalahkan
kami karena memutuskan untuk saling mencintai,bukankah kalian juga sering
berucap cinta itu bisa datang kapan saja-dimana saja. Satu sisi kalian
memuja,tapi satu sisi menghujat. Saya hanya ingin mengajak agar kita berpikir
sesuai dengan kacamata orang lain juga.Mencoba merasakan berada di posisi kami.
Apakah kalian tahu bagaimana aku
mencintai perempuan itu ?. Tentu tidak. Dia yang membuatku bersemangat. Dia
yang rela melaggar prinsip-psrinsip hidupnya demi lelaki ini. Dia yang bisa
hadirkan hal yang indah. Dia yang membelai rambut seraya mengecup kening
hantarkan tidurku. Dia adalah dia..seseorang yang sangat kucinta.Tiap hari kita
saling menyapa,saling berbagi cerita. Kadang diselingi gelak tawa,sesekali ada
tangis dan beberapa dinamika yang buatku merupakan bumbu sebuah hubungan. Kami
sangat bahagia.
Aku ingin dia yang membacakan doa
saat aku beristirahat di sisi-Nya. Aku ingin dia yang mencabut uban yang
memutih di kepalaku. Dia yang membawakan sebuah tongkat untuk aku berjalan. Aku
ingin bersamanya dalam tidurku bahkan aku berdoa agar dia selalu memenuhi
mimpiku. Lantas haruskah cinta kami kalian pisahkan dengan arogansi tanpa
setitik nada mengerti ?. Andai aku bisa menolak cinta ini sejak awal,aku akan
berdoa pada Allah. Namun,bukankah Dia juga yang menciptakan cinta itu ?
Ingatkah kalian bagaimana kalian
membunuh Socrates dengan minum racun ? Lupakah kalian bagaimana dengan
semena-mena kalian membunuh galileo karena mengatakan bumi itu bulat ? Lupakah
kita bagaimana kita membunuhi dan membantai saudara-saudara kita yang kalian
tuduh PKI ? Masihkan kalian ingat bagaimana kalian membunuh Syekh Siti Djenar
dengan keji ?. Sekarang justru kalian juga mengelu-elukan nama Socrates dalam
ajaran-ajarannya. Hari ini kalian beramai-ramai bilang kalau matahari
mengelilingi bumi. Hari ini kalian juga bisa lantang berucap bahwa belum tentu
PKI adalah dalang peristiwa GESTAPU. Dan di toko-toko buku kalian pula,berjejer
karya Djenar yang kalian rekomendasikan untuk dibaca.
Sekarang kalian akan memisahkan kami
jugakah ? mencerca kami dengan sebutan kafir,iblis,dan semua sumpah serapah
yang kalian sudah persiapkan buat kami.Meskipun itu yang kalian akan lakukan.
Aku cuma mau bilang “ kami saling mencintai”.
0 komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar Anda Di Sini :